Selasa, 16 Mei 2023

PERTUMBUHAN FISIK, PERKEMBANGAN INTELEKTUAL BAHASA DAN EMOSI



a.      Perkembangan Fisik

Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kank harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal dan akhir amsa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur duatahun sampai enam tahun dan periode akhir dari enam tahun sampai tiba satnya anak matang secara seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak di mulai sebagai penutup masa bayi di mana ketergantungngan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir sekitar usia masuk sekolah dasar. (Hurlock, 1980: 108).


b.      Perkembangan Intelektual

Perkembangan intelektual dikenal juga dengan istilah perkembangan kognitif, sedangkan intelektual itu sendiri menurut Jean Piaget berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu intellect, yang berarti akal budi yang berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang lebih tinggi ( Bybee dan Sund, 1982 ). Sedangkan intelligence atau intelegensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berfikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi 4 tahapan, yaitu:

1)      Tahap Sensori-Motoris

Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas. Sensori-motoris itu sendiri adalah saraf-saraf yang terdapat pada setiap manusia. Bayi yang baru lahir sangat bergantung kepada orang dewasa disekitarnya. Ia tidak tahu sedikit pun tentang dunia tempat ia terdampar. Ia sadar akan perubahan disekitarnya, misalnya perubahan suhu, perasaan diangkat dan digendong, sejumlah suara, sinar terang dan kedekatan tubuh manusia lainnya.

2)      Tahap Praoperasional

Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini juga disebut tahap intuisi, yang berarti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna,dan lingkungnan sekitarnya. Pada tahap ini pula anak mampu menyimpan kata-kata serta menggunakannya, terutama yang berhubungan eret dengan dengan kebutuhan mereka.

3)      Tahap Operasional Konkret

Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini,interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya sudah semakin berkembang dengan baik. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.

4)      Tahap Operasional Formal

Tahap ini dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya. Interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas, menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.

Perkembangan intelektual/kognitif dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

1)      Faktor hereditas. Semenjak dalam kandungan,anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berfikir setaraf normal, di atas normal, atau dibawah normal.

2)      Faktor lingkungan. Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting perannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak.

 

c.       Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dengan menyampaikan makna kepada orang lain dalam berbagai bentuk komunikasi, baik melalui perkataan, tulisan maupun ekspresi. Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat di bedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut:


1) Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun).

Pada tahap ini, anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi terhadap orang lain yang ada di sekitarnya sebagai upaya mencari kontak sosial.


2) Tahap holhofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)

Pada usia sekitar 1 tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh mencangkup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu. Sebagai contoh ketika anak menyatakan “obial” dapat belarti “saya mau main mobil-mobilan”,”saya mau ikut naik mobil bersama ayah”.


3) Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah “kaliamt dua kata” yang dirangkai secara tepat. Misalnya anak mengucapkan “mobil-mobilan siapa?” atau bertanya “ itu mobil-mobilan milik siapa?”, dan sebagainya


4) Tahap perkembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin komplek, dan mulai menggunakan kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dan tipe kata secara berangsur-angsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak

.
5) Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)

Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi. Perbaikan dan penghalusan yang dilakukan pada periode ini mencangkup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan taat bahsa dan fonologis dalam bahasa terkait (Taringan,1986).


6) Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)

Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kita terus meningkat, gaya bahsa mengalami perubahan, dan semakin lancer seta pasih dalam berkomunikasi. Keterampilan performansi tata bahasa terus berkembang kea rah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komuni kasi (Ali dan Asrori, 2009:124-125).

Perkembangan bahasa dipengaruhi beberapa faktor berikut:

1) Usia. Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya pengalaman, dan meningkatnya kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya.

2)    Kondisi Lingkungan. Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. 

3)  Kecerdasan anak. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4)  Status sosial ekonomi keluarga. Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.

5) Kondisi fisik. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan dalam berbahasa.

 

d.      Perkembangan Emosi

Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan  senang atau tidak senang, benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995:411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

Syamsuddin (1990:69) mengemukakan bahwa "emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku".

Fungsi atau peranan emosi pada perkembangan anak sebagai berikut:

·   Sebagai bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.

·     Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain berikut ini.

o  Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri.

o   Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi ynag ditampilkan lingkungannya.

o     Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.

o   Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.

o  Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motorik dan mental anak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERTUMBUHAN FISIK, PERKEMBANGAN INTELEKTUAL BAHASA DAN EMOSI

a.       Perkembangan Fisik Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kank harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal...