Tahap-tahap perkembangan sering disebut juga fase-fase perkembangan atau periodisasi perkembangan. Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu:
- Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis
Pembagian
tahapan perkembangan ini didasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak,
atau didasarkan pada proses biologis. Periodesasi perkembangan seperti ini
diantaranya dikemukakan oleh :
a. Aristoteles
Aristoteles membagi fase perkembangan
manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam tiga masa, dimana setiap fase
meliputi masa tujuh tahun, yaitu :
1) Fase
anak kecil atau masa bermain (0-7 tahun), yang diakhiri dengan pergantian gigi.
2) Fase
anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulai dari tumbuhnya gigi
baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
3) Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan
dari anak menjadi dewasa (14-21 tahun), yang dimulai dari mulai bekerjanya
kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.
b. Elizabeth
B. Hurlock
Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:
1) Periode
pranatal (sebelum lahir), dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai
anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan
fisik dan psikis yang sangat penting bagi seorang anak. Jenis kelamin anak dan
bentuk fisik telah ditentukan sejak anak berada dalam kandungan.
2) Masa
bayi baru lahir (newborn), dimulai
dari hari pertama kelahiran sampai 2 minggu setelah kelahiran. Masa ini
ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi. Masa bayi merupakan masa penyesuaian bayi dengan kehidupan di luar rahim ibu. Secara fisik pada masa ini bayi umumnya mengalami penurunan berat badan akibat proses penyesuaian.
3) Masa
bayi (babyhood), dimulai 2 minggu setelah kelahiran sampai usia 2 tahun. Secara fisik pada masa ini berat badan bayi sudai mulai naik. Pada
masa anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak
juga mulai berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di
sekitarnya.
4) Masa anak-anak awal , dimulai dari usia 2-6 tahun.
Masa ini dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak atau masa prasekolah. Pada masa ini anak sudah mulai bisa dilatih dalam mengendalikan sistem ekskresi, dalam hal ini buang air besar dan buang air kecil. Seacra fisik pada masa ini anak mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan yang menonjol.
5) Masa
anak-anak akhir, dimulai dari 6-13 tahun. Masa ini dipandang sebagai anak
sekolah dasar. Pada masa ini pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa puber dan remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini.
6) Masa
Puber, dimulai dari usia 13-15 tahun. Masa ini dipandang sebagai awal memasuki
masa remaja. masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat ditandai oleh pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh.
7) Masa
Remaja, dimulai dari usia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan
dari anak menjadi dewasa. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat baru. Masa ini dikenal sebagai masa kritis dari perkembangan biologis yang meliputi perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan. perkembangan fisik pada masa ini juga diiringi perkembangan psikoseksual.
8) Masa
Dewasa Dini, dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh tahun. Masa ini merupakan masa reproduktif.
9) Masa
Dewasa Madya, dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun. Masa ini akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental.
10) Masa Usia Lanjut, dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat. Masa ini merupakan periode kemunduran dari faktor fisik dan faktor psikologis. Secara biologis, proses penuaan pada masa ini ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit.
2. Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktis
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh Johann Amos Comenius, seorang ahli didik di Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah :
a. Usia 0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan
memperoleh pengetahuan dasar dibawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
b. Usia 6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan
masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada
masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (vernacula).
c. Usia 12-18
tahun = sekolah bahasa asing, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya
dibawah pendidikan sekolah menengah (gymasium).
Pada masa ini mulai diajarkan bahasa lain sebagai bahasa asing.
d. Usia 18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauanya dalam memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi.
3. Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Psikologis
Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa dalam periode tersebut. Periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu diantaranya ialah Oswald Kroch. Ciri-ciri psikologis yang digunakan Oswald Kroch, yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala”. Atas dasar ini, ia membagi fase perkembangan menjadi tiga, yaitu :
1) Fase
anak awal : umur 0-3 tahun. Pada akhir fase ini terjadi trotz pertama, yang
ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini
disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuanya untuk berkemauan,
sehingga ia ingin menguji kemauanya itu.
2) Fase
keserasian sekolah : umur3-13 tahun. Pada akhir masa ini timbul sifat trotz
kedua, di mana anakmulai serba membantah lagi, suka menentang kepada orang
lain, terutama terhadap orang tuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala
yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berfikir yang dirasa lebih
maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggapnya benar dan sebagainya,
tetapi yang dirasakan sebagai keguncangan.
3) Fase kematangan : umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan sikap sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lain pun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang disebut masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kematangan.
Adapun tujuan dari pemahaman terhadap periode perkembangan yang dijelaskan di atas adalah untuk memudahkan mengetahui bahkan meramalkan sifat-sifat dan kecenderungan anak dalam masa perkembangannya. Pada dasarnya setiap anak mengalami perkembangan dinamis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, semestinya pendidikan yang diberikan kepada mereka pun perlu disesuaikan dengan perkembangannya sebagai individu.
Sumber Utama:
Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 135-136.
Sitorus, M. (2012). Perkembangan peserta didik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar