Selasa, 11 April 2023

Tahapan Masa Perkembangan Dalam Kehidupan Individu (Periodisasi)

     Tahap-tahap perkembangan sering disebut juga fase-fase perkembangan atau periodisasi perkembangan. Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu:


  1. Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis

    Pembagian tahapan perkembangan ini didasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak, atau didasarkan pada proses biologis. Periodesasi perkembangan seperti ini diantaranya dikemukakan oleh :



a.       Aristoteles

    Aristoteles membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam tiga masa, dimana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu :

1)      Fase anak kecil atau masa bermain (0-7 tahun), yang diakhiri dengan pergantian gigi.

2)   Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.

3)   Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21 tahun), yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.

b.       Elizabeth B. Hurlock

Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:

1)  Periode pranatal (sebelum lahir), dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang sangat penting bagi seorang anak. Jenis kelamin anak dan bentuk fisik telah ditentukan sejak anak berada dalam kandungan.

2)  Masa bayi baru lahir (newborn), dimulai dari hari pertama kelahiran sampai 2 minggu setelah kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi. Masa bayi merupakan masa penyesuaian bayi dengan kehidupan di luar rahim ibu. Secara fisik pada masa ini bayi umumnya mengalami penurunan berat badan akibat proses penyesuaian.

3) Masa bayi (babyhood), dimulai 2 minggu setelah kelahiran sampai usia 2 tahun. Secara fisik pada masa ini berat badan bayi sudai mulai naik. Pada masa anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.

4)  Masa anak-anak awal , dimulai dari usia 2-6 tahun. Masa ini dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak atau masa prasekolah. Pada masa ini anak sudah mulai bisa dilatih dalam mengendalikan sistem ekskresi, dalam hal ini buang air besar dan buang air kecil. Seacra fisik pada masa ini anak mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan yang menonjol.

5)   Masa anak-anak akhir, dimulai dari 6-13 tahun. Masa ini dipandang sebagai anak sekolah dasar. Pada masa ini pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa puber dan remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini.

6)  Masa Puber, dimulai dari usia 13-15 tahun. Masa ini dipandang sebagai awal memasuki masa remaja. masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat ditandai oleh pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh. 

7)   Masa Remaja, dimulai dari usia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat baru. Masa ini dikenal sebagai masa kritis dari perkembangan biologis yang meliputi perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan. perkembangan fisik pada masa ini juga diiringi perkembangan psikoseksual.

8)  Masa Dewasa Dini, dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh tahun. Masa ini merupakan masa reproduktif.

9)  Masa Dewasa Madya, dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun. Masa ini akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental.

10)  Masa Usia Lanjut, dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat. Masa ini merupakan periode kemunduran dari faktor fisik dan faktor psikologis. Secara biologis, proses penuaan pada masa ini ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit.


2.  Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktis

        Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh Johann Amos Comenius, seorang ahli didik di Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah :     


a.  Usia 0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar dibawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.

b.    Usia 6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (vernacula).

c.  Usia 12-18 tahun = sekolah bahasa asing, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya dibawah pendidikan sekolah menengah (gymasium). Pada masa ini mulai diajarkan bahasa lain sebagai bahasa asing.

d. Usia 18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauanya dalam memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi.


3.  Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Psikologis

        Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa dalam periode tersebut. Periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu diantaranya ialah Oswald Kroch. Ciri-ciri psikologis yang digunakan Oswald Kroch, yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala”. Atas dasar ini, ia membagi fase perkembangan menjadi tiga, yaitu :


1)      Fase anak awal : umur 0-3 tahun. Pada akhir fase ini terjadi trotz pertama, yang ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuanya untuk berkemauan, sehingga ia ingin menguji kemauanya itu.

2)      Fase keserasian sekolah : umur3-13 tahun. Pada akhir masa ini timbul sifat trotz kedua, di mana anakmulai serba membantah lagi, suka menentang kepada orang lain, terutama terhadap orang tuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggapnya benar dan sebagainya, tetapi yang dirasakan sebagai keguncangan.

3)      Fase kematangan : umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan sikap sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lain pun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang disebut masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kematangan.

            Adapun tujuan dari pemahaman terhadap periode perkembangan yang dijelaskan di atas adalah untuk memudahkan mengetahui bahkan meramalkan sifat-sifat dan kecenderungan anak dalam masa perkembangannya. Pada dasarnya setiap anak mengalami perkembangan dinamis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, semestinya pendidikan yang diberikan kepada mereka pun perlu disesuaikan dengan perkembangannya sebagai individu. 


Sumber Utama:

Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 135-136.

Sitorus, M. (2012). Perkembangan peserta didik

Minggu, 09 April 2023

Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

        Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang sering digunakan untuk mengacu pada hal yang sama. Sebagian ahli memandang kedua istilah ini berbeda, namun sebagian lain memandang di dalam istilah perkembangan mencakup makna pertumbuhan. Secara umum kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan pertumbuhan dan perkembangan yakni dua hal yang berkaitan dengan perubahan pada diri individu. Perbedaannya terletak pada jenis perubahan yang terjadi.

        Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organism yang disertai dengan bertambahnya ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan biasanya identik bersifat kuantitatif, yaknik suatu perubahan dari yang kecil menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 35) pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam kurun waktu tertentu.

        Perkembangan adalah proses bertambahnya kemampuan dalam struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan adalah proses untuk mencapai penyempurnaan fungsi-fungsi psikologis dalam menunjukkan cara individu bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan merupakan proses perubahan pada manusia yang dapat terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan-tahapan tertentu.

Meskipun saling berkaitan, namun pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan memiliki perbedaan yang dapat dilihat secara terinci pada tabel di bawah ini:

Pertumbuhan

Perkembangan

Pertumbuhan merujuk kepada perubahan khususnya pada aspek fisik

Perkembangan berkaitan dengan organisme sebagai keseluruhan

Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel atau peningkatan hubungan antar sel

Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan fungsi

Pertumbuhan umumnya  merujuk kepada perubahan kuanitatif

Pertumbuhan umumnya  merujuk kepada perubahan kuanitatif dan kualitatif

Pertumbuhan tidak berlangsung seumur hidup

Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan

Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan

Perkembangan mungkin terjadi tanpa pertumbuhan.



Sumber: Agustina, N. (2018). Perkembangan peserta didik. Deepublish.
                Sumber: Sitorus, M. (2012). Perkembangan peserta didik.

                

Perbedaan Individu dan Karakteristiknya

     Tidak ada manusia yang sama secara keseluruhan. Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dari individu lain. Peserta didik merupakan objek dari pendidikan sangat penting untuk diperhatikan dari berbagai faktor. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan peserta didik. Di antara perkembangan peserta didik tersebut perbedaan individu dan karakteristiknya.  

 



Berikut beberapa aspek perbedaan dari tiap individu termasuk peserta didik:

 

a.       Perbedaan Fisik

Pertumbuhan fisik merupakan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada manusia dan menjadi gejala primer dalam pertumbuhan manusia. Pertumbuhan fisik terjadi sejak masa anak-anak sampai lanjut usia. Pertumbuhan fisik meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder), sampai penurunan kondisi fisik.

b.      Perbedaan Intelegensi

Setiap individu manusia dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda. Perbedaan kecerdasan dapat diketahui para psikolog dengan menguji pembendahara kata, ketelitian, ketahanan kerja, dan kekuatan persepsi. Intelegensi dapat terdiri dari kemampuan memecahkan masalah secara praktis, kemampuan verbal, dan kemampuan sosial. Kemampuan untuk memecahkan masalah secara praktis termasuk di dalamnya penggunaan logika, menghubungkan ide-ide, dan pandangan kepada masalah secara keseluruhan. Kemampuan verbal meliputi penggunaan dan pemahaman bahasa secara lisan dan tulisan dengan cara yang baik. Selanjutnya yaitu kompetensi sosial lebih ditekankan pada interaksi dengan individu lain meliputi pemikiran yang terbuka pada perbedaan jenis manusia dan menunjukkan minat dalam topik yang berbeda.

Para ahli memberikan pandangan yang berbeda dalam mendeskripsikan kecerdasan. Thurstone (1947) meyakini bahwa kecerdasan terdiri dari kemampuan verbal, kefasihan berbicara, kemampuan numerik, visualisasi ruang, ingatan asosiatif, kecepatan perseptual, dan alasan-alasan. Ketujuh kemampuan tersebut secara bersama-sama akan membentuk perilaku cerdas pada diri seseorang. Selain itu, Howard Gardner –psikolog asal Amerika—menggagas teori multiple intelligences (kecerdasan jamak) yang menyatakan bahwa kecerdasan manusia dapat diklasifikasikan menjadi delapan kecerdasan berikut.

1) Kecerdasan verbal (linguistic)

2) Kecerdasan matematika (logical mathematical)

3) Kecerdasan spasial (visual)

4) Kecerdasan tubuh-kinestetik (bodily and kinesthetic)

5) Kecerdasan music (musical)

6) Kecerdasan sosial (intrapersonal)

7) Kecerdasan diri (interpersonal)

8) Kecerdasan alam (naturalistic) (Campbell, 1999)

 

Kedelapan kecerdasan ini akan membedakan kemampuan anak dalam belajar. Kedelapan kecerdasan ini akan membedakan kemampuan anak dalam belajar. Anak-anak yang memiliki kecerdasan verbal akan sangat pandai belajar menulis dan berbicara. Anak-anak yang memiliki kecerdasan matematika akan sangat pandai berhitung. Anak yang memiliki kecerdasan spasial akan sangat pandai berpikir tiga dimensi. Anak yang memiliki kecerdasan tubuh-kinestetik akan mampu memanipulasi bjek dan cerdas dalam latihan-latihan fisik. Anak yang memiliki kecerdasan musik memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap irama, melodi, dan suara. Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal akan memiliki kemampuan memahami diri sendiri dan menata kehidupannya. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal akan mampu berinteraksi efektif dengan orang lain. Anak yang memiliki kecerdasan natural akan memiliki kemampuan yang baik dalam mengamati pola-pola alam dan memahami sistem alam serta sistem buatan manusia.

 

c.       Perbedaan Gaya Belajar dan Gaya Berpikir

Gaya belajar adalah gaya yang dipilih dan digunakan seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Setiap individu memiliki gaya beajar yang berbeda. Gaya belajar dapat dipengaruhi oleh faktor alamiah sejak lahir dan faktor lingkungan. Bagi seorang guru pemahaman terhadap gaya belajar murid, dapat dimanfaatkan guru untuk memaksimalkan kemampuan belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.

Menurut DePorter dan Hernacki (2002) ada 3 (tiga) modalitas belajar pada peserta didik yaitu, modalitas visual, modalitas auditori, dan modalitas kinestetik (V-A-K). Adapun karakteristik dari masing-masing modalitas sebagai berikut.

1)      Visual (belajar dengan cara melihat)

Anak yang bergaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi guru untuk mengerti materi pelajaran. Mereka berpikir dengan menggunakan gambar-gambar dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.

2)      Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan modalitas pendengarannya untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang dikatakan guru. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori.

3)      Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh)

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan.

Selain gaya belajar, perbedaan individu juga dapat dilihat dari gaya berpikir. Pembagian gaya berpikir yang sering kita dengan ialah gaya berpikir konvergen dan divergen. Berpikir konvergen adalah cara berpikir ke arah yang sempit atau ke arah mengecil, dari global ke arah detail. Berpikir divergen adalah berpikir dari yang kecil ke arah yang luas atau dari yang detail ke arah yang global.

d.      Perbedaan Kepribadian

Peserta didik memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda. Eysenk (1916- 1997) mendefinisikan kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkah laku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkah laku: sektor kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (fisiologis dan fungsi otak). Eysenk (1916-1997) menyatakan ada 3 (tiga) dimensi kepribadian manusia yaitu:

1)      Ekstraversi-introversi

Sifat-sifat utama ekstraversi antara lain: ramah, lincah, aktif, asertif, suka mencari sensasi, periang, dominan, dan suka berspekulasi. Sifat utama intraversi antara lain tidak sosial, pendiam, pasif, ragu, banyak pikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut, tertutup, damai, tenang, dan terkontrol.

2)      Neurotis

Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: penuh kecemasan, depresi, merasa bersalah, percaya diri rendah, tegang, irasional, malu-malu, larut dalam suasana hati, dan emosional.

3)      Psikotisme

Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: dingin, agresif, egosentris, impersonal, implusif, anti sosial, tidak berempati, kreatif, dan bebal. 

e.       Perbedaan tempramen

Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam menanggapi atau merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari sifat/karakteristik dalam diri seseorang yang cenderung menentukan cara ia berpikir, bertindak, dan merasa. Santrock (2008:160) dengan mengutip Alexander Chess dan Stella Thomas menyatakan ada tiga jenis tempramen pada peserta didik, yaitu:

1)    Easy child (anak mudah). Anak tipe ini biasa memiliki perasaan (mood) positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman atau hal-hal yang baru.

2)  Difficult child (anak sulit). Anak tipe ini cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri, dan lamban menyesuaikan dengan pengalaman atau hal-hal yang baru.

3)    Slow-to-warm child (anak lambat bersikap hangat). Anak tipe ini selalu beraktivitas lamban, cenderung bersikap negatif, lambat dalam beradaptasi, dan intentisitas mood (perasaan yang dominan) yang rendah.

 

Setiap individu berbeda dan memiliki karakteristiknya masing-masing. Aspek-aspek yang telah disebutkan di atas menjadi aspek yang membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya. Penting untuk mengetahui perbedaan karakteristik peserta didik untuk menentukan pemberian perlakuan terhadap peserta didik yang berbeda-beda.


Sumber : Sitorus, M. (2012). Perkembangan peserta didik.

Sabtu, 08 April 2023

Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia: Pengertian, Perbedaan dan Faktor yang Mempengaruhi

    Manusia sebagai makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua proses yang beroperasi secara kontinu. Kedua proses ini saling bergantung satu sama lain. Meskipun keduanya adalah proses yang saling berkaitan, namun pertumbuhan dan memiliki perbedaan. Nah, untuk memahami lebih jauh mengenai pertumbuhan dan perkembangan manusia, yuk simak ulasan berikut ini!


1. Pertumbuhan

    Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel dalam tubuh. Pertumbuhan manusia dapat berupa perubahan fisik yang dapat diukur dan tidak dapat kembali ke dalam keadaan yang semula. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu. 

    Contoh pertumbuhan yang terjadi pada manusia adalah manusia bertambahnya tinggi badan, berat badan, manusia mengalami pubertas, organ reproduksi semakin matang dan seterusnya. Pertumbuhan terjadi mulai dari dalam kandungan, lahir hingga dewasa. Pertumbuhan akan berhenti ketika manusia meginjak dewasa, namun berbeda halnya dengan pikiran dan emosi yang akan tetap berkembang.


2. Perkembangan

    Perkembangan ialah proses pematangan dari sel-sel tubuh menuju kedewasaan dimulai dari kematangan fisik, perubahan kecakapan, emosi dan pikiran menuju kedewasaan. Contoh perkembangan pada manusia yaitu saat bayi baru lahir belum bisa merangkak, kemudian perlahan merangkak dan belajar berjalan dengan bantuan orangtua. Selanjutnya, perkembangan yang lain yakni mencakup kematangan fisik, perubahan keahlian atau bicara, serta emosi dan pikiran yang semakin berkembang.

Hurlock (1980) menyatakan perkembangan memiliki prinsip-prinsip antara lain:

  1.  Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis
  2. Peran kematangan dan belajar
  3. Mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan
  4. Semua individu berbeda
  5.  Setiap perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
  6.  Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko
  7. Perkembangan dibantu rangsangan
  8. Perkembanagn dipengaruhi budaya
  9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan

3. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan

Perkembangan

Biasanya dapat diukur atau bersifat kuantitatif

Biasanya tidak dapat diukur atau bersifat kualitatif

Dapat berhenti pada usia tertentu

Berlangsung selama hidup

Akan berhenti di batas tertentu

Tidak terbatas

Bersifat struktural

Bersifat fungsional

Berupa perubahan fisik

Berupa perubahan kemampuan dan karakter


4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:

  •  Faktor Genetik
    Seorang anak baik laki – laki maupun perempuan akan mewarisi genetik dari orang tuanya. Misal, bentuk dan warna rambut, warna mata, bentuk tubuh, warna kulit dan lain sebagainya.
  • Faktor Hormon
    Setiap manusia memiliki hormon yang dihasilkan kelenjar tubuh yang memiliki fungsi salah satunya mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan.
  •  Faktor Gizi
    Makanan dan minuman yang dikonsumsi olah manusia akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Sebagai contoh, tubuh manusia memerlukan banyak protein di masa-masa pertumbuhan.
  •  Faktor Lingkungan
    Lingkungan memiliki peran dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yakni berkaitan dengan perilaku manusia saat bersosialisasi, mulai dari cara mengatur emosi, cara berinteraksi dan menjalin hubungan dengan manusia lain,
  •  Faktor Pendidikan
    Pendidikan memiliki peran penting dalam menunjang perkembangan manusia yakni bagi emosional, intelektual, kesehatan mental, dan aktivitas sosial serta membimbing proses kedewasaan.

PERTUMBUHAN FISIK, PERKEMBANGAN INTELEKTUAL BAHASA DAN EMOSI

a.       Perkembangan Fisik Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kank harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal...