Selasa, 16 Mei 2023

PERTUMBUHAN FISIK, PERKEMBANGAN INTELEKTUAL BAHASA DAN EMOSI



a.      Perkembangan Fisik

Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kank harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal dan akhir amsa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur duatahun sampai enam tahun dan periode akhir dari enam tahun sampai tiba satnya anak matang secara seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak di mulai sebagai penutup masa bayi di mana ketergantungngan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir sekitar usia masuk sekolah dasar. (Hurlock, 1980: 108).


b.      Perkembangan Intelektual

Perkembangan intelektual dikenal juga dengan istilah perkembangan kognitif, sedangkan intelektual itu sendiri menurut Jean Piaget berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu intellect, yang berarti akal budi yang berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang lebih tinggi ( Bybee dan Sund, 1982 ). Sedangkan intelligence atau intelegensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berfikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi 4 tahapan, yaitu:

1)      Tahap Sensori-Motoris

Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas. Sensori-motoris itu sendiri adalah saraf-saraf yang terdapat pada setiap manusia. Bayi yang baru lahir sangat bergantung kepada orang dewasa disekitarnya. Ia tidak tahu sedikit pun tentang dunia tempat ia terdampar. Ia sadar akan perubahan disekitarnya, misalnya perubahan suhu, perasaan diangkat dan digendong, sejumlah suara, sinar terang dan kedekatan tubuh manusia lainnya.

2)      Tahap Praoperasional

Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini juga disebut tahap intuisi, yang berarti semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna,dan lingkungnan sekitarnya. Pada tahap ini pula anak mampu menyimpan kata-kata serta menggunakannya, terutama yang berhubungan eret dengan dengan kebutuhan mereka.

3)      Tahap Operasional Konkret

Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini,interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya sudah semakin berkembang dengan baik. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.

4)      Tahap Operasional Formal

Tahap ini dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya. Interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas, menjangkau banyak teman sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.

Perkembangan intelektual/kognitif dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

1)      Faktor hereditas. Semenjak dalam kandungan,anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berfikir setaraf normal, di atas normal, atau dibawah normal.

2)      Faktor lingkungan. Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting perannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir. Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak.

 

c.       Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dengan menyampaikan makna kepada orang lain dalam berbagai bentuk komunikasi, baik melalui perkataan, tulisan maupun ekspresi. Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan kemampuan berbahasa individu, tahapan perkembangan bahasa dapat di bedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut:


1) Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun).

Pada tahap ini, anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi terhadap orang lain yang ada di sekitarnya sebagai upaya mencari kontak sosial.


2) Tahap holhofrastik atau kalimat satu kata (1,0-1,8 tahun)

Pada usia sekitar 1 tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang diucapkan oleh anak-anak harus dipandang sebagai satu kalimat penuh mencangkup aspek intelektual maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu. Sebagai contoh ketika anak menyatakan “obial” dapat belarti “saya mau main mobil-mobilan”,”saya mau ikut naik mobil bersama ayah”.


3) Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah “kaliamt dua kata” yang dirangkai secara tepat. Misalnya anak mengucapkan “mobil-mobilan siapa?” atau bertanya “ itu mobil-mobilan milik siapa?”, dan sebagainya


4) Tahap perkembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah, ucapan-ucapan yang dihasilkan semakin komplek, dan mulai menggunakan kata jamak. Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dan tipe kata secara berangsur-angsur meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak

.
5) Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)

Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi. Perbaikan dan penghalusan yang dilakukan pada periode ini mencangkup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan taat bahsa dan fonologis dalam bahasa terkait (Taringan,1986).


6) Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)

Pada akhir masa kanak-kanak, perbendaharaan kita terus meningkat, gaya bahsa mengalami perubahan, dan semakin lancer seta pasih dalam berkomunikasi. Keterampilan performansi tata bahasa terus berkembang kea rah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan dari kompetensi komuni kasi (Ali dan Asrori, 2009:124-125).

Perkembangan bahasa dipengaruhi beberapa faktor berikut:

1) Usia. Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya pengalaman, dan meningkatnya kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya.

2)    Kondisi Lingkungan. Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. 

3)  Kecerdasan anak. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

4)  Status sosial ekonomi keluarga. Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.

5) Kondisi fisik. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan dalam berbahasa.

 

d.      Perkembangan Emosi

Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan  senang atau tidak senang, benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman (1995:411) menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

Syamsuddin (1990:69) mengemukakan bahwa "emosi merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku".

Fungsi atau peranan emosi pada perkembangan anak sebagai berikut:

·   Sebagai bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal.

·     Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain berikut ini.

o  Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri.

o   Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi ynag ditampilkan lingkungannya.

o     Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.

o   Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan.

o  Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motorik dan mental anak. 

Senin, 15 Mei 2023

KONSEP KEBUTUHAN DAN IMPLIKASINYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN

 

    Peserta didik yang memiliki hakikat sebagai manusia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan tentu saja memiliki kebutuhan yang perlu dipenuhi. Peserta didik sebagai makhluk hidup memiliki kebutuhan fisik dan psikologis. Selain itu, peserta didik sebagai makhluk individu dan sosial memiliki kebutuhan individu (pribadi) dan sosial kemasyarakatan dalam kehidupannya.

 

      A. Konsep Kebutuhan Individu

Setiap individu memiliki kebutuhan karena ia tumbuh dan berkembang untuk mencapai kondisi fisik dan sosial psikologis yang lebih sempurna dalam kehidupannya. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan.

 BJenis Kebutuhan Manusia

1)    Kebutuhan Berdasarkan Sifatnya

a.   Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.

b.   Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain

2)      Kebutuhan Berdasarkan Tingkat Kepentingan/Prioritas

a.       Kebutuhan Primer (kebutuhan pokok)

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang haus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia, seperti : dapat hidup sehat, makan, berpakaian, dan tempat tinggal. Kebutuhan primer ini apabila tidak dipenuhi dapat menimbulkan dampak yang negatif.

b.       Kebutuhan Sekunder (Pelengkap)

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhan nya setelah kebutuhan primer terpenuhi. Contoh kebutuhan sekunder adalah kebutuhan akan radio, TV, atau sepeda motor bagi masyarakat yang pendapatannya masih tergolong rendah. 

3)      Kebutuhan Dasar Individu

a.       Menurut Lindgren

Suatu teori kebutuhan yang sifatnya mendasar yang dikembangkan oleh Lindgren (1980) yang mengklasifikasikan kebutuhan dasar individu menjadi 4 aspek, yaitu   :

·         Kebutuhan Jasmaniah

Sesuai dengan perkembangan fisik anak yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makanan dan minuman meningkat. Karena perkembangan tubuh dan juga kognitif nya, anak membutuhkan makanan bergizi sehingga perkembangan fisik dan intelektual nya tidak terhambat.

·         Kebutuhan akan Kasih Sayang

Kebutuhan kasih sayang pada peserta didik ditandai dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman. Tidak hanya rasa kasih terhadap teman saja, tetapi juga sudah ada kebutuhan untuk memberikan rasa cinta terhadap suatu benda. Misalnya mengkoleksi sesuatu yang merupakan kesenangannya berupa boneka, komik, kartu ucapan dan sebagainya yang dirawat hati-hati serta rasa sayang.

·         Kebutuhan untuk memiliki

Kebutuhan untuk memiliki pada setiap anak akan berbeda tergantung dari perkembangannya. Sedangkan kebutuhan untuk dimiliki adalah berhubungan dengan mulainya masa membentuk gang atau kelompok bermain.

·         Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini relatif lebih abstrak dan kompleks, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang pada dasarnya merupakan perkembangan dari kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Anak-anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha mewujudkan keinginannya, berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi (need for achievement).

b.       Menurut Abraham H. Maslow

Teori kebutuhan individu Abraham H. Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Dengan kata lain beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.

 Berdasarkan teori kebutuhan Maslow, kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang paling tinggi yaitu:

1)      Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Ciri khas dari kebutuhan fisiologis yang membedakannya dengan kebutuhan lain ialah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpenuhi sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Selain itu, yang  khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangan nya. Sebagai contoh ialah makan, seseorang bisa merasakan puas ketika makan dan akhirnya akan mengulangi kegiatan makan ketika lapar.

2)      Kebutuhan akan rasa aman

Kebutuhan rasa aman diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari ancaman. Kebutuhan akan rasa aman tidak bisa terpenuhi secara totalkarena manusia tidap dapat dilindung sepenuhnya dari ancaman-ancaman.

3)      Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang

Kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.

4)      Kebutuhan akan penghargaan

Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang termasuk rendah diantaranya kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, dan martabat. Sedangkan kebutuhan yang lebih tinggi ialah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.

5)      Kebutuhan akan aktualisasi diri

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja sesuai kemampuannya.

Selasa, 11 April 2023

Tahapan Masa Perkembangan Dalam Kehidupan Individu (Periodisasi)

     Tahap-tahap perkembangan sering disebut juga fase-fase perkembangan atau periodisasi perkembangan. Tahap perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu:


  1. Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Biologis

    Pembagian tahapan perkembangan ini didasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak, atau didasarkan pada proses biologis. Periodesasi perkembangan seperti ini diantaranya dikemukakan oleh :



a.       Aristoteles

    Aristoteles membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun kedalam tiga masa, dimana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu :

1)      Fase anak kecil atau masa bermain (0-7 tahun), yang diakhiri dengan pergantian gigi.

2)   Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.

3)   Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21 tahun), yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.

b.       Elizabeth B. Hurlock

Hurlock (1980) menyatakan membagi tahap perkembangan menjadi 10 tahap yaitu:

1)  Periode pranatal (sebelum lahir), dimulai sejak terjadi proses pembuahan (konsepsi) sampai anak terlahir ke dunia. Pada masa itu terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis yang sangat penting bagi seorang anak. Jenis kelamin anak dan bentuk fisik telah ditentukan sejak anak berada dalam kandungan.

2)  Masa bayi baru lahir (newborn), dimulai dari hari pertama kelahiran sampai 2 minggu setelah kelahiran. Masa ini ditandai dengan lepasnya tali pusat bayi. Masa bayi merupakan masa penyesuaian bayi dengan kehidupan di luar rahim ibu. Secara fisik pada masa ini bayi umumnya mengalami penurunan berat badan akibat proses penyesuaian.

3) Masa bayi (babyhood), dimulai 2 minggu setelah kelahiran sampai usia 2 tahun. Secara fisik pada masa ini berat badan bayi sudai mulai naik. Pada masa anak mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari. Anak juga mulai berkomunikasi dengan caranya sendiri dengan orang-orang di sekitarnya.

4)  Masa anak-anak awal , dimulai dari usia 2-6 tahun. Masa ini dipandang sebagai awal bagi kehidupan anak atau masa prasekolah. Pada masa ini anak sudah mulai bisa dilatih dalam mengendalikan sistem ekskresi, dalam hal ini buang air besar dan buang air kecil. Seacra fisik pada masa ini anak mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan yang menonjol.

5)   Masa anak-anak akhir, dimulai dari 6-13 tahun. Masa ini dipandang sebagai anak sekolah dasar. Pada masa ini pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa puber dan remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini.

6)  Masa Puber, dimulai dari usia 13-15 tahun. Masa ini dipandang sebagai awal memasuki masa remaja. masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat ditandai oleh pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh. 

7)   Masa Remaja, dimulai dari usia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan minat baru. Masa ini dikenal sebagai masa kritis dari perkembangan biologis yang meliputi perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan. perkembangan fisik pada masa ini juga diiringi perkembangan psikoseksual.

8)  Masa Dewasa Dini, dimulai dari usia delapan belas sampai empat puluh tahun. Masa ini merupakan masa reproduktif.

9)  Masa Dewasa Madya, dimulai dari usia empat puluh sampai enam puluh tahun. Masa ini akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental.

10)  Masa Usia Lanjut, dimulai dari usia enam puluh tahun sampai akhir hayat. Masa ini merupakan periode kemunduran dari faktor fisik dan faktor psikologis. Secara biologis, proses penuaan pada masa ini ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit.


2.  Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktis

        Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh Johann Amos Comenius, seorang ahli didik di Moravia. Ia membagi fase-fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah :     


a.  Usia 0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar dibawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.

b.    Usia 6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu (vernacula).

c.  Usia 12-18 tahun = sekolah bahasa asing, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya dibawah pendidikan sekolah menengah (gymasium). Pada masa ini mulai diajarkan bahasa lain sebagai bahasa asing.

d. Usia 18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauanya dalam memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi.


3.  Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-Ciri Psikologis

        Periodesasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa dalam periode tersebut. Periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu diantaranya ialah Oswald Kroch. Ciri-ciri psikologis yang digunakan Oswald Kroch, yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat “keras kepala”. Atas dasar ini, ia membagi fase perkembangan menjadi tiga, yaitu :


1)      Fase anak awal : umur 0-3 tahun. Pada akhir fase ini terjadi trotz pertama, yang ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuanya untuk berkemauan, sehingga ia ingin menguji kemauanya itu.

2)      Fase keserasian sekolah : umur3-13 tahun. Pada akhir masa ini timbul sifat trotz kedua, di mana anakmulai serba membantah lagi, suka menentang kepada orang lain, terutama terhadap orang tuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggapnya benar dan sebagainya, tetapi yang dirasakan sebagai keguncangan.

3)      Fase kematangan : umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihannya, yang dihadapi dengan sikap sewajarnya. Ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lain pun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang disebut masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kematangan.

            Adapun tujuan dari pemahaman terhadap periode perkembangan yang dijelaskan di atas adalah untuk memudahkan mengetahui bahkan meramalkan sifat-sifat dan kecenderungan anak dalam masa perkembangannya. Pada dasarnya setiap anak mengalami perkembangan dinamis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, semestinya pendidikan yang diberikan kepada mereka pun perlu disesuaikan dengan perkembangannya sebagai individu. 


Sumber Utama:

Ajhuri, K. F. (2019). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 135-136.

Sitorus, M. (2012). Perkembangan peserta didik

Minggu, 09 April 2023

Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

        Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang sering digunakan untuk mengacu pada hal yang sama. Sebagian ahli memandang kedua istilah ini berbeda, namun sebagian lain memandang di dalam istilah perkembangan mencakup makna pertumbuhan. Secara umum kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan pertumbuhan dan perkembangan yakni dua hal yang berkaitan dengan perubahan pada diri individu. Perbedaannya terletak pada jenis perubahan yang terjadi.

        Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organism yang disertai dengan bertambahnya ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan biasanya identik bersifat kuantitatif, yaknik suatu perubahan dari yang kecil menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 35) pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam kurun waktu tertentu.

        Perkembangan adalah proses bertambahnya kemampuan dalam struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan adalah proses untuk mencapai penyempurnaan fungsi-fungsi psikologis dalam menunjukkan cara individu bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan merupakan proses perubahan pada manusia yang dapat terjadi sepanjang kehidupan manusia dengan tahapan-tahapan tertentu.

Meskipun saling berkaitan, namun pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan memiliki perbedaan yang dapat dilihat secara terinci pada tabel di bawah ini:

Pertumbuhan

Perkembangan

Pertumbuhan merujuk kepada perubahan khususnya pada aspek fisik

Perkembangan berkaitan dengan organisme sebagai keseluruhan

Pertumbuhan merujuk kepada perubahan dalam ukuran yang menghasilkan pertumbuhan sel atau peningkatan hubungan antar sel

Perkembangan merujuk pada kematangan struktur dan fungsi

Pertumbuhan umumnya  merujuk kepada perubahan kuanitatif

Pertumbuhan umumnya  merujuk kepada perubahan kuanitatif dan kualitatif

Pertumbuhan tidak berlangsung seumur hidup

Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan

Pertumbuhan mungkin membawa atau tidak membawa perkembangan

Perkembangan mungkin terjadi tanpa pertumbuhan.



Sumber: Agustina, N. (2018). Perkembangan peserta didik. Deepublish.
                Sumber: Sitorus, M. (2012). Perkembangan peserta didik.

                

PERTUMBUHAN FISIK, PERKEMBANGAN INTELEKTUAL BAHASA DAN EMOSI

a.       Perkembangan Fisik Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kank harus di bagi menjadi dua periode yang berbeda awal...